PENGARUH
KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA
1) Unsur-unsur
kebudayaan
2) Kebudayaan
hindu-buddha dan Islam
3) Kebudayaan
barat
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kebudayaan adalah sesuatu yang
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku
dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus
globalisasi terkadang dapat melunturkan jati diri bangsa yang begitu kental
dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia Indonesia dikenal sebagai bangsa
yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik. Tapi bangsa Indonesia tidak
menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke Indonesia tanpa melunturkan
jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena terkadang globalisasi dapat
menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab bangsanya.
Kebudayaan asing yang masuk akibat era
globalisasi (perluasan cara-cara sosial antar benua), ke Indonedia turut
mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu kebudayaan nasional maupun
kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering
terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik
terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke
barat-baratan (westernisasi).
Hal tersebut terlihat dengan seringnya
orang-orang terutama remaja Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan
tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku menyimpang yang
menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota
besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan
seperti penyalahgunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain
sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi
dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap
kebudayaan asing.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam
sebuah kebudayaan ?
2.
Pengaruh apa saja yang dibawa oleh
kebudayaan hindu-buddha dan islam ?
3.
Bagaimana pengaruh kebudayaan barat
terhadap kebudayaan Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui unsur-unsur kebudayaan.
2.
Untuk mengetahui dan memahami kebudayaan
hindu-buddha dan islam.
3.
Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan
barat bagi kebudayaan Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Mempelajari
unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah kebudayaan sangat penting untuk memahami
kebudayaan manusia. Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal
Categories of Culture membagi kebudayaan yang ditemukan pada semua bangsa
di dunia dari sistem kebudayaan yang sederhana seperti masyarakat pedesaan
hingga sistem kebudayaan yang kompleks seperti masyarakat perkotaan. Kluckhon
membagi sistem kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan universal atau disebut
dengan kultural universal. Menurut Koentjaraningrat, istilah universal
menunjukkan bahwa unsur-unsur kebudayaan bersifat universal dan dapat ditemukan
di dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia.
Ketujuh unsur kebudayaan
tersebut adalah :
1.
Sistem Bahasa
Bahasa
merupakan sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya untuk
berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam ilmu antropologi, studi
mengenai bahasa disebut dengan istilah antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang
fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada
generasi penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Dengan demikian, bahasa
menduduki porsi yang penting dalam analisa kebudayaan manusia.
Menurut
Koentjaraningrat, unsur bahasa atau sistem perlambangan manusia secara lisan
maupun tertulis untuk berkomunikasi adalah deskripsi tentang ciri-ciri
terpenting dari bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan
beserta variasivariasi dari bahasa itu. Ciri-ciri menonjol dari bahasa suku
bangsa tersebut dapat diuraikan dengan cara membandingkannya dalam klasifikasi
bahasa-bahasa sedunia pada rumpun, subrumpun, keluarga dan subkeluarga. Menurut
Koentjaraningrat menentukan batas daerah penyebaran suatu bahasa tidak mudah
karena daerah perbatasan tempat tinggal individu merupakan tempat yang sangat
intensif dalam berinteraksi sehingga proses saling memengaruhi perkembangan
bahasa sering terjadi.
2.
Sistem Pengetahuan
Sistem
pengetahuan dalam kultural universal berkaitan dengan sistem peralatan hidup
dan teknologi karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam
ide manusia. Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena mencakup
pengetahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan dalam kehidupannya.
Masyarakat
pedesaan yang hidup dari bertani akan memiliki sistem kalender pertanian
tradisional yang disebut system pranatamangsa yang sejak dahulu telah digunakan
oleh nenek moyang untuk menjalankan aktivitas pertaniannya. Menurut Marsono,
pranatamangsa dalam masyarakat Jawa sudah digunakan sejak lebih dari 2000 tahun
yang lalu. Sistem pranatamangsa digunakan untuk menentukan kaitan antara
tingkat curah hujan dengan kemarau. Melalui sistem ini para petani akan
mengetahui kapan saat mulai mengolah tanah, saat menanam, dan saat memanen
hasil pertaniannya karena semua aktivitas pertaniannya didasarkan pada siklus
peristiwa alam.
Sedangkan
Masyarakat daerah pesisir pantai yang bekerja sebagai nelayan menggantungkan
hidupnya dari laut sehingga mereka harus mengetahui kondisi laut untuk
menentukan saat yang baik untuk menangkap ikan di laut. Pengetahuan tentang
kondisi laut tersebut diperoleh melalui tanda-tanda atau letak gugusan bintang
di langit.
Banyak
suku bangsa yang tidak dapat bertahan hidup apabila mereka tidak mengetahui
dengan teliti pada musim-musim apa berbagai jenis ikan pindah ke hulu sungai.
Selain itu, manusia tidak dapat membuat alat-alat apabila tidak mengetahui
dengan teliti ciriciri bahan mentah yang mereka pakai untuk membuat alat-alat
tersebut. Tiap kebudayaan selalu mempunyai suatu himpunan pengetahuan tentang
alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, dan manusia yang ada di sekitarnya.
Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa di dunia memiliki pengetahuan mengenai,
antara lain:
a. alam
sekitarnya;
b. tumbuhan
yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya;
c. binatang
yang hidup di daerah tempat tinggalnya;
d. zat-zat,
bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya;
e. tubuh
manusia;
f. sifat-sifat
dan tingkah laku manusia;
g. ruang
dan waktu.
3.
Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial
Unsur
budaya berupa sistem kekerabatan dan organisasi social merupakan usaha
antropologi untuk memahami bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui
berbagai kelompok sosial. Menurut Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat
kehidupannya diatur oleh adat istiadat dan aturan-aturan mengenai berbagai
macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup dan bergaul dari hari ke
hari. Kesatuan sosial yang paling dekat dan dasar adalah kerabatnya, yaitu
keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Selanjutnya, manusia akan
digolongkan ke dalam tingkatantingkatan lokalitas geografis untuk membentuk
organisasi social dalam kehidupannya.
Kekerabatan berkaitan
dengan pengertian tentang perkawinan dalam suatu masyarakat karena perkawinan
merupakan inti atau dasar pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.
4.
Sistem Peralatan Hidup dan
Teknologi
Manusia
selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnya sehingga mereka akan selalu
membuat peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal para antropolog
dalam memahami kebudayaan manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai
suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan sebagai peralatan hidup
dengan bentuk dan teknologi yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan
tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam peralatan hidup dan teknologi
merupakan bahasan kebudayaan fisik.
5.
Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian
Hidup
Mata
pencaharian atau aktivitas ekonomi suatu masyarakat menjadi fokus kajian penting
etnografi. Penelitian etnografi mengenai sistem mata pencaharian mengkaji
bagaimana cara mata pencaharian suatu kelompok masyarakat atau sistem
perekonomian mereka untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Sistem ekonomi pada
masyarakat tradisional, antara lain :
a. berburu
dan meramu;
b. beternak;
c. bercocok
tanam di ladang;
d. menangkap
ikan;
e. bercocok
tanam menetap dengan sistem irigasi.
Pada saat ini hanya sedikit sistem mata
pencaharian atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada sektor
pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya alam secara langsung untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa ditemukan di daerah
pedesaan yang relatif belum terpengaruh oleh arus modernisasi.
Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan
kantor menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari nafkah. Setelah
berkembangnya sistem industri mengubah pola hidup manusia untuk tidak
mengandalkan mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil produksi
pertaniannya. Di dalam masyarakat industri, seseorang mengandalkan pendidikan
dan keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
6.
Sistem Religi
Koentjaraningrat
menyatakan bahwa asal mula permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah
adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib
atau supranatural yang dianggap lebih tinggi daripada manusia dan mengapa
manusia itu melakukan berbagai cara untuk berkomunikasi dan mencari
hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural tersebut.
Dalam
usaha untuk memecahkan pertanyaan mendasar yang menjadi penyebab lahirnya asal
mula religi tersebut, para ilmuwan sosial berasumsi bahwa religi suku-suku
bangsa di luar Eropa adalah sisa dari bentuk-bentuk religi kuno yang dianut
oleh seluruh umat manusia pada zaman dahulu ketika kebudayaan mereka masih primitif.
7.
Kesenian
Perhatian
ahli antropologi mengenai seni bermula dari penelitian etnografi mengenai
aktivitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan
dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat
unsur seni, seperti patung, ukiran, dan hiasan. Penulisan etnografi awal
tentang unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknikteknik dan
proses pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal
tersebut juga meneliti perkembangan seni musik, seni tari, dan seni drama dalam
suatu masyarakat.
Berdasarkan
jenisnya, seni rupa terdiri atas seni patung, seni relief, seni ukir, seni
lukis, dan seni rias. Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental,
sedangkan seni sastra terdiri atas prosa dan puisi. Selain itu, terdapat seni
gerak dan seni tari, yakni seni yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran
maupun penglihatan. Jenis seni tradisional adalah wayang, ketoprak, tari,
ludruk, dan lenong. Sedangkan seni modern adalah film, lagu, dan koreografi.
B. KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM
v KEBUDAYAAN HINDU-BUDDHA DI INDONESIA
Pada permulaan tarikh masehi, di Benua Asia terdapat dua negeri
besar yang tingkat peradabannya dianggap sudah tinggi, yaitu India dan Cina.
Kedua negeri ini menjalin hubungan ekonomi dan perdagangan yang baik. Arus lalu
lintas perdagangan dan pelayaran berlangsung melalui jalan darat dan laut.
Salah satu jalur lalu lintas laut yang dilewati India-Cina adalah Selat Malaka.
Indonesia yang terletak di jalur posisi silang dua benua dan dua samudera,
serta berada di dekat Selat Malaka memiliki keuntungan, yaitu:
1. Sering dikunjungi bangsa-bangsa asing, seperti India, Cina, Arab,
dan Persia,
2. Kesempatan melakukan hubungan perdagangan internasional terbuka lebar,
3. Pergaulan dengan bangsa-bangsa lain semakin luas, dan
4. Pengaruh asing masuk ke Indonesia, seperti Hindu-Budha.
Masuknya
pengaruh unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India telah mengubah dan menambah
khasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek kehidupan.
1.
Agama
Ketika memasuki zaman sejarah, masyarakat di Indonesia
telah menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Masyarakat mulai menerima
sistem kepercayaan baru, yaitu agama Hindu-Buddha sejak berinteraksi dengan
orang-orang India. Budaya baru tersebut membawa perubahan pada kehidupan
keagamaan, misalnya dalam hal tata krama, upacara-upacara pemujaan, dan bentuk
tempat peribadatan.
2. Pemerintahan
Sistem pemerintahan kerajaan dikenalkan oleh orang-orang
India. Dalam sistem ini kelompok-kelompok kecil masyarakat bersatu dengan
kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat berhak atas
tampuk kekuasaan kerajaan. Oleh karena itu, lahir kerajaan-kerajaan, seperti
Kutai, Tarumanegara, dan Sriwijaya.
3. Arsitektur
Salah satu tradisi megalitikum adalah bangunan punden
berundak-undak. Tradisi tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami
pembuatan bangunan candi. Jika kita memperhatikan Candi Borobudur, akan
terlihat bahwa bangunannya berbentuk limas yang berundak-undak. Hal ini menjadi
bukti adanya paduan budaya India-Indonesia.
4. Bahasa
Kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia meninggalkan
beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta.
Dalam perkembangan selanjutnya bahkan hingga saat ini, bahasa Indonesia
memperkaya diri dengan bahasa Sanskerta itu. Kalimat atau kata-kata bahasa
Indonesia yang merupakan hasil serapan dari bahasa Sanskerta, yaitu Pancasila,
Dasa Dharma, Kartika Eka Paksi, Parasamya Purnakarya Nugraha, dan sebagainya.
5. Sastra
Berkembangnya pengaruh
India di Indonesia membawa kemajuan besar dalam bidang sastra. Karya sastra
terkenal yang mereka bawa adalah kitab Ramayana dan Mahabharata. Adanya
kitab-kitab itu memacu para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya
sendiri. Karya-karya sastra yang muncul di Indonesia adalah:
- Arjunawiwaha,
karya Mpu Kanwa,
- Sutasoma,
karya Mpu Tantular, dan
- Negarakertagama, karya Mpu
Prapanca.
Agama Hindu
Agama
Hindu berkembang di India pada ± tahun 1500 SM. Sumber ajaran Hindu terdapat
dalam kitab sucinya yaitu Weda. Kitab Weda terdiri atas 4 Samhita atau
“himpunan” yaitu:
- Reg Weda, berisi syair puji-pujian
kepada para dewa.
- Sama Weda, berisi nyanyian-nyanyian
suci.
- Yajur Weda, berisi mantera-mantera
untuk upacara keselamatan.
- Atharwa Weda, berisi doa-doa untuk
penyembuhan penyakit.
Di
samping kitab Weda, umat Hindu juga memiliki kitab suci lainnya yaitu:
- Kitab Brahmana, berisi ajaran
tentang hal-hal sesaji.
- Kitab Upanishad, berisi ajaran
ketuhanan dan makna hidup.
Agama
Hindu menganut polytheisme (menyembah banyak dewa), diantaranya Trimurti atau
“Kesatuan Tiga Dewa Tertinggi” yaitu:
- Dewa Brahmana, sebagai dewa
pencipta.
- Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara
dan pelindung.
- Dewa Siwa, sebagai dewa perusak.
Selain
Dewa Trimurti, ada pula dewa yang banyak dipuja yaitu Dewa Indra pembawa hujan
yang sangat penting untuk pertanian, serta Dewa Agni (api) yang berguna untuk
memasak dan upacara-upacara keagamaan. Menurut agama Hindu masyarakat dibedakan
menjadi 4 tingkatan atau kasta yang disebut Caturwarna yaitu:
- Kasta Brahmana, terdiri dari para
pendeta.
- Kasta Ksatria, terdiri dari raja,
keluarga raja, dan bangsawan.
- Kasta Waisya, terdiri dari para
pedagang, dan buruh menengah.
- Kasta Sudra, terdiri dari para
petani, buruh kecil, dan budak.
Selain
4 kasta tersebut terdapat pula golongan pharia atau candala, yaitu orang di
luar kasta yang telah melanggar aturan-aturan kasta.
Orang-orang
Hindu memilih tempat yang dianggap suci misalnya, Benares sebagai tempat
bersemayamnya Dewa Siwa serta Sungai Gangga yang airnya dapat mensucikan dosa
umat Hindu, sehingga bisa mencapai puncak nirwana.
Agama Buddha
Agama Buddha diajarkan oleh Sidharta Gautama di India pada
tahun ± 531 SM. Ayahnya seorang raja bernama Sudhodana dan ibunya Dewi Maya.
Buddha artinya orang yang telah sadar dan ingin melepaskan diri dari samsara.
Kitab suci agama Buddha yaitu Tripittaka artinya “Tiga
Keranjang” yang ditulis dengan bahasa Poli. Adapun yang dimaksud dengan Tiga
Keranjang adalah:
- Winayapittaka :
Berisi peraturan-peraturan dan hukum yang harus dijalankan oleh umat
Buddha.
- Sutrantapittaka :
Berisi wejangan-wejangan atau ajaran dari sang Buddha.
- Abhidarmapittaka :
Berisi penjelasan tentang soal-soal keagamaan.
Pemeluk Buddha wajib melaksanakan Tri Dharma atau “Tiga
Kebaktian” yaitu:
- Buddha yaitu
berbakti kepada Buddha.
- Dharma yaitu
berbakti kepada ajaran-ajaran Buddha.
- Sangga yaitu
berbakti kepada pemeluk-pemeluk Buddha.
Disamping itu agar orang dapat mencapai nirwana harus
mengikuti 8 (delapan) jalan kebenaran atau Astavidha yaitu:
- Pandangan yang
benar.
- Niat yang benar.
- Perkataan yang
benar.
- Perbuatan yang
benar.
- Penghidupan yang
benar.
- Usaha yang benar.
- Perhatian yang
benar.
- Bersemedi yang
benar.
Karena munculnya berbagai penafsiran dari ajaran Buddha,
akhirnya menumbuhkan dua aliran dalam agama Buddha yaitu:
- Buddha Hinayana,
yaitu setiap orang dapat mencapai nirwana atas usahanya sendiri.
- Buddha Mahayana,
yaitu orang dapat mencapai nirwana dengan usaha bersama dan saling
membantu.
Pemeluk Buddha juga memiliki tempat-tempat yang dianggap suci
dan keramat yaitu:
- Kapilawastu, yaitu
tempat lahirnya Sang Buddha.
- Bodh Gaya, yaitu
tempat Sang Buddha bersemedi dan memperoleh Bodhi.
- Sarnath/ Benares,
yaitu tempat Sang Buddha mengajarkan ajarannya pertama kali.
- Kusinagara, yaitu
tempat wafatnya Sang Buddha.
v KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA
- Islam
di bawa oleh para Pedagang Gujarat (India)
Pendukungnya yaitu : Snouck Hourgonye ; W.F.
Stutterheim ; Bernard H.M. Ulekke
Bukti :
· Di
temukan makam nisan Sultan Malik Al-Saleh yang berangka tahun 1297.
· Muncul
istilah jirat = paes = nisan = patok, yang berasal dari Gujarat.
· Berdasarkan
berita Marcopolo di sebutkan pada saat singgah di Samudra Pasai ia menemukan
masyarakat sekitar sudah menganut agama Islam.
- Islam
di bawa oleh para Pedagang Persia (Iran)
Pendukungnya yaitu : Umar Amir Husein ; Husein
Djayadiningrat
Bukti :
· Adanya
Upacara Tabut di Minangkabau
· Penemuan
makam Fatimah binti Maulana, di Leran, Gresik Jawa Timur.
· “Leran”
jika di Indonesia nama sebuah kampung/desa, namun di Persia/Iran adalah nama
suku bangsa.
- Islam
di bawa oleh para Pedagang Arab/Mesir
Dikemukakan oleh Hamka
Bukti:
· Terdapatnya
kesamaan gelar H. Malik yang digunakan di Samudra Pasai.
· Terdapatnya
kesamaan mahzab yaitu mahzab Syafii di gunakan di Samudra Pasai.
Saluran
Islamisasi
- Perdagangan
- Perkawinan
- Pendidikan
- Da’wah
- Kesenian
- Tasawuf, adalah Ajaran ketuhanan yang di
campur dengan ilmu-ilmu magic dan hal-hal yang berbau mistis yang
berfungsi untuk pengobatan, biasanya di sesuaikan dengan pola pikir yang
berorientasi pada Hindu-Budha sehingga di sesuaikan dengan kondisi dan
situasi lingkungan masyarakat sekitar.
Faktor
Islam Cepat Berkembang
1.
Syarat masuk Islam sangat
mudah yaitu hanya membaca 2 kalimat Syahadat.
2.
Islam menyebar ke Indonsia
di sesuaikan tradisi pada saat itu.
3.
Islam tidak mengenal
kasta/strata sosial.
4.
Penyebaran Islam dilakukan
secara damai.
5.
Tata upacara peribadatan
Islam sangat sederhana.
- Upacara
dalam Islam pun sangat sederhana.
Perkembangan
Budaya Islam Di Indonesia
1.
Akulturasi
Contoh wujud Akulturasi Budaya Islam +
Indonesia
Contahnya Masjid
Cirinya: atap tumpang, pondasi agak tinggi,adanya parit/kolam,
adanya serambi, bedug, kaligrafi, menara, gerbang.
·
Makam
Cirinya: cungkum (rumah
makam), di tempat tinggi, nisan, hiasan kaligrafi.
2.
Seni Rupa
Tradisi Islam tidak menggambarkan
bentuk manusia atau hewan. Seni ukir relief yang menghias Masjid, makam Islam
berupa suluran tumbuh-tumbuhan namun terjadi pula Sinkretisme (hasil perpaduan
dua aliran seni logam), agar didapat keserasian.
3.
Aksara dan Seni Sastra
Tersebarnya
agama Islam ke Indonesia maka berpengaruh terhadap bidang aksara atau tulisan,
yaitu masyarakat mulai mengenal tulisan Arab, bahkan berkembang tulisan Arab
Melayu atau biasanya dikenal dengan istilah Arab gundul yaitu tulisan Arab yang
dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu tetapi tidak menggunakan tanda-tanda a,
i, u seperti lazimnya tulisan Arab. Di samping itu juga, huruf Arab berkembang
menjadi seni kaligrafi yang banyak digunakan sebagai motif hiasan ataupun
ukiran.
Kedatangan
Islam ke Indonesia membawa pengaruh cukup besar bagi kebudayaan Indonesia.
Tetapi bukan berarti menghapus semua yang ada sebelumnya. Misalnya, kesenian
wayang yang telah ada sebelum kedatangan Islam. Bahkan wayang ini digunakan
para wali untuk menyebarkan agama Islam.
4.
Sistem Pemerintahan
Dalam
pemerintahan, sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang
bercorak Hindu ataupun Budha. Tetapi setelah Islam masuk, maka
kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu/Budha mengalami keruntuhannya dan
digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam seperti
Samudra Pasai, Demak, Malaka dan sebagainya.
5.
Sistem Kalender
Sebelum
budaya Islam masuk ke Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal Kalender
Saka (kalender Hindu) yang dimulai tahun 78M. Dalam kalender Saka ini ditemukan
nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage dan kliwon. Setelah
berkembangnya Islam Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa, dengan
menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun Hijriah
(Islam).
C. KEBUDAYAAN BARAT DI
INDONESIA
Dari
sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah budaya
barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat
dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia
merupakan bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan
kolektivitas.
Bangsa
Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda.
Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk
ke dalam struktur budaya bangsa Indonesia.
Sesungguhnya,
terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus membekas di dalam
struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem pendidikan Indonesia.
Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial kebudayaan yang punya
peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain pendidikan, mekanisme
administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah Indonesia, yaitu
Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem sosial
(politik) Indonesia.
Tidak
hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi negara-negara Timur seperti
Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu bagi perkembangan
sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan pengaruh ,
yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina, yang
telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam menyentuh
Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri.
Sedangkan
sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya hampir dapat
kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya
kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung
merusak serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru
oleh orang-orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti
orang-rang barat.
Contoh kebudayaan-kebudayaan
barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka berpakaian dan mode, film,
sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.
Dampak Kebudayaan Asing di Indonesia
Kehadiran globalisasi tentunya
membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh
tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik,
ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai-nilai
nasionalisme terhadap bangsa.
1. Dampak
Positif
a.
Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam
budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional
menjadi rasional.
b.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk
berpikir lebih maju.
c.
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat
komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi
penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Dampak
Negatif
a.
Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan
barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk
mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b.
Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju
membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam
beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c.
Gaya
Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan
di Indonesia. Budaya negatif
yang mulai menggeser budaya asli
adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, remaja
lebih menyukai dance dan lagu barat dibandingkan tarian dari Indonesia dan
lagu-lagu Indonesia, dan lainnya. Hal ini terjadi karena kita sebagai penerus
bangsa tidak bangga terhadap sesutu milik bangsa.
d.
Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya
ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka
akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang
stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.
Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin
sehingga sangat mungkin bias merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa
Indonesia.
B.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa pengaruh- kebudayaan asing turut dalam perkembangan
budaya Indonesia khususnya terhadap kehidupan, kebudayaan dan alam fikiran
sebagian besar bangsa Indonesia. Pengaruh kebudayaan asing bukan hanya dalam
bentuk bangunan atau benda-benda konkrit, tetapi juga sosial, pemerintahan,
hukum, seni adat istiadat, kegiatan, dan alam fikiran masyarakat.
Sejak awal abad ke-20 sangat terasa pengaruh kebudayaan
Barat itu dalam kehidupan bangsa Indonesia, khususnya di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Berbagai teknologi yang diterapkan, termasuk
sistem pendidikan yang digunakan banyak yang berasal dari Barat. Sementara itu,
dalam kehidupan kebudayaan, seperti dalam seni bangunan, seni lukis, seni ukir,
seni musik, terasa pula ada pengaruhnya dari kebudayaan Barat.
A. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya kita dapat
memilih dan memilah jenis dan ragam kebudayaan untuk diterapkan dalam
kebudayaan kita karena tanpa itu kita justru akan kehilangan identitas dan ciri
asli kebudayaan Indonesia sendiri.
Dirgantara Wicaksono
Pembelajaran PKN