Sabtu, 20 Juni 2015

Resume Buku



Resume Buku “Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013”
BAB 1
Pendahuluan
Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standard kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. melalui implementasi kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis  karakter, dengan pendekatan tematik dan konstektual diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya,mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam  seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat dalam kurikulum. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian pendidikan nilai dan pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif, tetapi menyentuh internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta symbol yang dipraktikan oleh semua warga sekolah/madrasah dan masyarakat sekitar.
Implementasi kurikulum 2013 menuntut kerjasama yang optimal diantara guru, sehingga memerlukan pembelajaran berbentuk tim, dan menuntut kerjasama yang kompak antara para anggota tim. Kerjasama antara para guru sangat penting dalam proses pendidikan yang akhir-akhir ini mengalami perubahan yang snagat pesat.
Keberhasilan kurikulum 2013 dalam membentuk kompetensi dan karakter dapat diketahui dari berbagai perilaku sehari-hari yang tampak dalam setiap aktivitas peserta didik dan warga sekolah lainnya. Perilaku tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk : kesadaran, kejujuran, keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, kepedulian, kebebasan dalam bertindak, kecermatan, ketelitian, dan komitmen.
Keberhasilan tersebut  dapat dilihat dari indikator perubahan-perubahan sebagai berikut :
1.      Adanya lulusan yang berkualitas, produktif, kreatif, dan mandiri.
2.      Adanya peningkatan mutu pembelajaran.
3.      Adanya peningkatan efesiensi dan efektivitas pengelolaan dan pendayagunaan sumber belajar.
4.      Adanya peningkatan perhatian serta pasrtisipasi masyarakat.
5.      Adanya peningkatan tanggung jawab sekolah.
6.      Tumbuhnya sikap, keterampilan, dan pengetahuan secara utuh dikalangan pserta didik.
7.      Terwujudnya pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkam (PAKEM).
8.      Terciptanya iklim yang aman, nyaman, dan tertib, sehingga pembelajaran dapat berlangsungdengan tenang dan menyenangkan (joyfull learning).
9.      Adanya proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.

Dalam implemetasi kurikulum 2013 yang berbasis karakterdan kompetensi; pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak: orang tua, pemerintah dan masyarakat.oleh karena itu pengembangan rencana, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dimulai dari analisis karakter dan kompetensi yang akan dibentuk, atau yang diharapkan muncul setelah pembelajaran. Bedanya dengan kurikulum lain, kurikulum 2013 lebih focus dan berangkat dari karakter serta kompetensi yang akan dibentuk, baru memikirkan untuk mengembangkan tujuan yang akan dicapai.
BAB 2
Di Balik Kurikulum 2013
A.    Apa Yang Salah Dengan Pendidikan Kita
Tampak jelas bahwa negeri ini telah berubah menjadi Negara dagelan atau republik sandiwara, yang dipimpin oleh para pejabat Negara yang seperti tanpa beban menjadi terdakwa korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara belum tumbuh budaya mutu, budaya malu, dan budaya kerja, baik di kalangan para pemimpin maupun di kalangan masyarakat pada umumnya; sehingga sulit untuk mencari tokoh atau figur yang bisa diteladani. Ini merupakan bukti terjadinya pergeseran nilai menuju kehancuran, atau pembentukan nilai-nilai baruatas dasar pragmatisme, materialisme, hedonisme, sekularisme, bahkan atheisme.
Menghadapi kondisi masyarakat Indonesia sebagaimana yang diuraikan di atas, eloknya pembangunan pendidikan nasional difokuskan pada hal-hal sebagai berikut :
1.      Peningkatan pemerataan dan perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bersamaan dengan peningkatan mutu.
2.      Pengembangan wawasan persaingan dan keunggulan Bangsa Indonesia harus memiliki keunggulan sehingga dapat bersanding, bersaing, dan bertanding dalam tatanan global. Bangsa Indonesia perlu melakukan refleksi dan evaluasi diri untuk memahami posisinya di tengah bangsa-bangsa lain dalam percaturan global.
3.      Memperkuat keterkaitan pendidikan agar sepadan dengan kebutuhan pembangunan (link and match).
4.      Mendorong terciptanya masyarakat belajar sehingga dapat meningkatkan penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
5.      Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini dan masa depan. Pendidikan harus mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa depan dengan membekali berbagai kompetensi yang akan diperlukan di masa depan.
6.      Pembangunan pendidikan harus mampu memantapkan jati diri bangsa di tengah pergaulan dengan bangsa lain, sehingga dalam keadaan bagaimanapun, bangsa Indonesia tetap tampil sebagai pribadi yang berlandaskan Pancasila, Undang-undang Dasar 45, dan Bhineka Tunggal Ika.

B.     Visi dan Misi Pendidikan Nasional

Visi makro pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat madani sebagai bangsa dan masyarakat Indonesia baru dengan tatanan kehidupan yang sesuai dengan amanat proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui proses pendidikan.
Perwujudan visi pendidikan nasional dijabarkan melalui misi pendidikan nasional yang menjangkau rentang waktu jangka pendek, menengah, dan panjang sebagai berikut.
a.       Misi makro pendidikan nasional
·         Jangka panjang : menuju masyarakat madani.
·         Jangka menengah : pemberdayaan organisasi maupun proses pendidikan.
·         Jangka pendek : mengatasi krisis nasional
b.      Misi mikro pendidikan nasional
·         Jangka panjang : mempersiapkan individu masyarakat Indonesia menuju masyarakat madani.
·         Jangka menengah : pemberdayaan individu peserta didik maupun institusi.
·         Jangka pendek : menghasilkan manusia Indonesia yang mampu mengatasi krisis.

C.    Visi dan Misi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa, serta sejalan dengan visi dan misi pendidikan nasional, Kemendiknas mempunya visi 2025 untuk menghasilkan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif. Insan Indonesia cerdas adalah insane yang cerdas komprehensif, yaitu cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas social, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis.

D.    Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasioanal

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk itu pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusai yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang No. 20 Tahun 2003).

E.     Penataan Standar Nasional Pendidikan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) meliputi 8 standar, yang dalam garis besarnya dapat dideskripsikan sebagai berikut (PP No. 19 Tahun 2005, dan PP Nomor 32 Tahun 2013).
1.      Standar kompetensi lulusan : kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
2.      Standar isi : kriteria mengenai rung lingkup  materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai  kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
3.      Standar proses : kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
4.      Standar pendidik dan tenaga kependidikan : kriteria  mengenai pendidikan prajabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
5.      Standar sarana dan prasarana : kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat berkreasi serta sumber belajar lain.
6.      Standar pengelolaan : kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan atau nasional  agar tercapai efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
7.      Standar pembiayaan : kriteria mengenai komponendan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
8.      Standar penilaian pendidikan : kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrument, penilaian hasil belajar peserta didik.

F.     Siapa Bertanggung Jawab Dan Menjamin Keberhasilan Kurikulum 2013?

Kesan dipaksakan sepertinya dimiliki oleh kurikulum  2013, kurikulum ini mendapat sorotan dari berbagai pihak, terjadi pro dan kontra, bahkan kurang dari satu bulan dari waktu yang direncanakan untuk implementasi, kurikulum ini belum mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).meskipun demikian Mendikbud Mohammad Nuh sangat optimis dengan kurikulum ini, bahkan dengan semangat yang menggebu-gebu mengungkapkan : “pokoknya kurikulum 2013 harus jalan”.
Kurikulum 2013 merupakan proyek yang anggarannya mencapaiangka 2,5 triliun. Ini merupakan proyek nasional, bahkan bisa dibilang proyek raksasa, karena melibatkan banyak orang dan lembaga. Pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 dirancang dengan pendampingan berjenjang yang persiapan teknis dan sumber daya manusianya begitu rumit sehingga sulit direalisasikan. Proses  sosialisasi pun tidak dilakukan secara optimal, tidak menyentuh seluruh pelaksana di lapangan, sehingga para guru masih banyak yang kebingungan.
Dengan demikian, banyak lembaga, organisasi, maupun perseorangan yang terlibat dalam proyek nasional perubahan kurikulum 2013, tetapi belum ada jaminan bahwa kurikulum tersebut mampu membawa bangsa dan Negara ini ke arah kemajuan.

BAB 3
Kunci Sukses Kurikulum 2013
A.    Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 diperlukan kepala sekolah yang mandiri, dan professional dengan kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.

B.     Kreativitas Guru
Perlunya kreativitas guru agar mampu menjadi fasilitator, dan mitra belajar bagi peserta didik. Guru harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar agar peserta didik dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, penuh semangat dan berani mengeluarkan pendapat.

C.    Aktivitas Peserta Didik
Guru harus mampu mendisiplinkan peserta didik, terutama disiplin diri. Guru juga harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya dan melaksanakan aturan sebagai  alat menegakan disiplin dalam setiap aktivitas.

D.    Sosialisasi Kurikulum 2013
Sosialisasi kurikulum perlu dilakukan terhadap berbagai pihak yang terkait, serta terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik. Agar semua pihak memberikan dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan.

E.     Fasilitas Dan Sumber Belajar
Fasilitas dan sumber belajar yang memadai, agar kurikulum yang sudah dirancang dapat dilaksanakan secara optimal.

F.     Lingkungan Yang Kondusif Akademik
Implementasi kurikulum 2013 memerlukan ruangan yang fleksibel, serta mudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan guru dalam berkreasi.lingkungan yang kondusif akademik baik secara fisik maupun non fisik.

G.    Partisipasi Warga Sekolah
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam memberdayakan seluruh warga sekolah,khususnya tenaga kependidikan yang tersedia.



BAB 4
Pengembangan Kurikulum 2013
A.    Perlunya Perubahan dan Pengembangan Kurikulum 2013
Dalam suatu pendidikan perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 karena kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman.Perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dan hasil survei menunjukkan bahwa peserta didik Indonesia berada di tingkat rendah.

B.     Landasan Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan kurikulum 2013 dilandasi oleh 3 landasan yaitu: Landasan Filosofis, Landasan Yuridis, dan Landasan Konseptual.

C.    Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013
Melalui pengembangan kurikulum 2013 maka akan menghasilkan insane Indonesia yang produktif, kreatif, Inovatif, Afektif melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.

D.    Kurikulum 2013 Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk  mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

E.     Tingkat Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum pada umumnya terdiri dari beberapa tingkat, yaitu pengembangan kurikulum tingkat nasional, pengembangan kurikulum tingkat wilayah, pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan, pengembangan silabus dan pengembangan program pembelajaran.

F.     Prinsip Pengembangan Kurikulum
1.       Mengacu pada standar nasional pendidikan.
2.       Dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
3.      Mata pelajaran untuk mewujudkan pencapaian kompetensi.
4.      Standar kompetensi lulusan dijabarkan dari  tujuan pendidikan.
5.      Standar isi dijabarkan dari standar kompetensi lulusan.
6.      Standar proses dijabarkan dari standar isi.
7.      Standar penilaian dijabarkan dari SKL, standar isi dan standar proses.
8.      SKL dijabarkan ke dalam kompetensi inti .
9.      Kurikulum satuan pendidikan dijabarkan dalam KD.
10.  Kurikulum satuan pendidikan.
11.  Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan.
12.  Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk.
13.  Proses belajar dengan pendekatan ilmiah.

G.    Pengembangan Struktur Kurikulum
Pengembangan struktur kurikulum 2013 sedikitnya mencakup tiga langkah kegiatan, yaitu mengidentifikasi kompetensi, mengembangkan struktur kurikulum, dan mendeskripsikan mata pelajaran.

BAB 5
Implementasi Kurikulum 2013
A.    Merancang Pembelajaran Efektif dan Bermakna
Pembelajaran menyenangkan, efektif dan bermakna dapat dirancang oleh setiap guru,  dengan prosedur sebagai berikut:
1.      Pemanasan dan apersepsi
2.      Eksplorasi
3.      Konsolidasi pembelajaran
4.      Pembentukan sikap, kompetensi,dan karakter
5.      Penilaian Formatif

B.     Mengorganisasikan Pembelajaran
Pengorganisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli,  pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar serta pengembangan kebijakan sekolah.

C.    Memilih dan Menentukan Pendekatan Pembelajaran
Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pendekatan pembelajaran kontekstual, bermain peran, pembelajaran partisipatif, belajar tuntas dan pembelajaran konstruktivisme.

D.    Melaksanakan Pembelajaran, Pembentukan Kompetensi, dan Karakter
Pada umumnya kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter,  serta kegiatan akhir atau penutup.

E.     Menetapkan Kriteria Keberhasilan
Keberhasilan implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter dapat dilihat dalam  beberapa kriteria yaitu: kriteria jangka pendek, kriteria jangka menengah, dan kriteria jangka panjang.
BAB 6
Penataan Penilaian Dalam Implementasi Kurikulum 2013
A.    Penataan Penilaian
Penataan penilaian tetap bermuara dan berfokus pada pembelajaran, karena pembelajaran merupakan inti dari implementasi kurikulum. Pembelajaran sebagai inti dari implementasi kurikulum dalam garis besarnya menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

B.     Penilaian Kurikulum
Penilaian kurikulum  harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh dan proporsional, sesuai dengan kompetensi inti yang telah ditentukan. Untuk mendapatkan data yang lengkap, utuh dan menyeluruh tentang penilaian kurikulum dapat dilakukan dengan menilai rancangan kurikulum dan menilai pengembangan kurikulumdi kelas.

C.    Penilaian Proses Pembelajaran
Dalam implementasi kurikulum 2013, penilaian proses baik yang dilakukan melalui  pengamatan maupun refleksi harus ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran dan peningkatan kualitas layanan kepada peserta didik. Hal tersebut perlu dilakukan untuk mendorong terjadinya peningkatan kualitas secara berkesinambungan, sehingga dapat menumbuhkan budaya belajar sekaligus budaya kerja.

D.    Penilaian Unjuk Rasa
Dalam implementasi kurikulum  2013 guru lebih mengutamakan penilaian unjuk kerja. Peserta didik diamati dan dinilai bagaimana mereka bersosialisasi di masyarakat, dan bagaimana mereka menerapkan pembelajaran di kelas dalam kehidupan sehari-hari.

E.     Penilaian Karakter
Penilaian karakter dimaksudkan untuk mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui pembelajaran yang telah diikutinya. Jenis karakter peserta didik seperti bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, bersikap santun, kompetitif, dan jujur.

F.     Penilaian Portofolio
Penilaian Portofolio adalah penilaian terhadap seluruh tugas yang dikerjakan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Penilain portofolio dapat dilakukan bersama-sama oleh guru dan peserta didik, melalui suatu diskusi untu membahas hasil kerja peserta didik, kemudian menentukan hasil penilaian atau skor. Penilaian portofolio dalam kurikulum 2013 harus dilakukan secara utuh dan berkesinambungan, serta mencakup seluruh kompetensi inti yang dikembangkan.


G.    Penilaian Ketuntasan Belajar
Penilaian ketuntasan belajar ditetapkan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tiga komponen yang terkait dengan penyelenggaraan pembelajaran. Ketiga komponen tersebut adalah :
1.      Kompleksitas materi dan kompetensi yang harus dikuasai.
2.      Daya dukung.
3.      Kemampuan awal peserta didik.

H.    UN Dalam Implementasi Kurikulum  2013
Ujian Nasional (UN) merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan untuk menetukan standar mutu pendidikan. Alasan pemerintah untuk tetap menggelar UN antara lain berkaitan dengan masalah mutu ; UN berfungsi sebagai “quality control” terhadap sistem pendidikan, karena kontrol terhadap proses, dan input pendidikan sudah sedemikian kecil, bahkan pada saat sentralisasi pun sebenarnya kontrol pusat di bidang pendidikan tidak dapat dilakukan sepenuhnya, karena rapuhnya mental jaringan birokrasi akibat berbagai factor di luar masalah pendidikan.
BAB 7
Inovasi kurikulum 2013
A.    Keunggulan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 berbasis  karakter dan kompetensi, yang secara konseptual memiliki beberapa keunggulan:
1.      Pendekatan yang bersifat ilmiah (konseptual) karena berangkat, berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik.
2.      Mendasari pengembangan kemampuan, penguasaan ilmu pengatahuan, dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Ada mata pelajaran yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

B.     Asumsi Kurikulum 2013
Terdapat tujuh asumsi yang mendasari kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi sebagai berikut adalah:
1.      Banyak sekolah yang memiliki sedikit guru profesional dan tidak mampu melakukan proses pembelajaran secara optimal.
2.      Banyak sekolah yang hanya mengoleksi sejumlah mata pelajaran dan pengalaman, sehingga mengajar diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi yang terdapat dalam setiap mata pelajaran.
3.      Peserta didik bukanlah kertas putih yang dapat ditulis sekehendak guru melainkan individu yang memiliki sejumlah potensi yang perlu dikembangkan.
4.      Peserta didik memiliki potensi yang berbeda dan bervariasi.
5.      Pendidikan berfungsi mengkondisikan lingkungan untuk membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.
6.      Kurikulum sebagai rencana pembelajaran harus berisi kompetensi potensial yang tersusun secara sistematis sebagai jabaran dari seluruh aspek kepribadian peserta didik yang mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan.
7.      Kurikulum sebagai proses pembelajaran harus menyediakan berbagai kemungkinan kepada seluruh peserta didik.

C.    Perbandingan Kurikulum 2013 Dengan KTSP 2006
Langkah penguatan tata kelola dilakukan dengan:
1.      Menyiapkan buku pegangan pembelajaran yang terdiri dari buku siswa dan buku guru.
2.      Menyiapkan guru supaya memahami pendayagunaan sumber belajar yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat merekamanfaatkan.
3.      Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat dan daerah dalam pelaksanaan pembelajaran.

D.    Perbedaan Esensial Kurikulum 2013 Dengan KTSP 2006

Perbedaan Esensial Kurikulum SD
KTSP 2006
Kurikulum 2013
Status
Mata pelajaran tertentu Mendukung kompetensi tertentu
Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, keterampilan, pengetahuan)
Benarnya
Mata pelajarandirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri
Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas
Benarnya
Bahasa Indonesia sejajar dengan mapel  lain
Bahasa Indonesia sebagai penghela mapel lain (sikapdan keterampilan berbahasa)
Idealnya
Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda
Semua mata pelajarandiajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui mengamati,menanya,mencoba, menalar, ...
Idealnya
Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah (separated curriculum)
Bermacam jenis konten pembelajaran diajarkan terkait dan terpadu satu sama lain (cross curriculum atau integrated curriculum)
Baiknya


Konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya

Tematik untuk kelas I- III (belum integrative)
Tematik Integratif untuk kelas I-VI
Baiknya



E.     Kompetensi Inti
Kompetensi inti merupakan operasionalisasi standar kompetensi lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dilmiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, yang menggambarkan kompetensi utama yang dikelompokan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas danmata pelajaran.

F.     Silabus Dan Rencana Pembelajaran
Dalam kurikulum 2013 silabus, buku panduan guru, dan panduan peserta didik sudah disiapkan oleh pemerintah, baik untuk kurikulum nasional maupun untuk kurikulum wilayah, sehingga guru tinggal mengembangankan rencana pembelajaran. Yang paling penting guru memahami pedoman guru dan pedoman peserta didik, kemudian menguasai dan memahami materi yang akan diajarkan.
BAB 8
Optimalisasi Implementasi Kurikulum 2013
A.    Mendongkrak Prestasi
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendongkrak prestasi belajar, antara lain
a.       keadaan jasmani, untuk mencapai hasil belajar yang baik diperlukan jasmani yang sehat.
b.      Keadaan sosial emosional.
c.       Keadaan lingkungan, tempat belajar hendaknya tenang,  karena untuk  belajar diperlukan konsentrasi pikiran.
d.      Memulai pelajaran harus tepat pada waktunya.
e.       Cara mempelajari buku, sebelum membaca buku lebih dahulu kita coba memperoleh gambaran tentang buku dalam garis besarnya.
f.       Mempertinggi kecepatan membaca.

B.     Penghargaan Dan Hadiah
Hadiah dan penghargaan dapat digunakan oleh pimpinan dalam mengembangkan nilai-nilai dan membentuk perilaku pegawai agar dapat meningkatkan penampilannya sehari-hari dan meningkatkan produktivitas kerjanya.

C.    Membangun Tim
Membangun tim bertujuan untuk mendidik seluruh tenaga kependidikan di sekolah pada seluruh tingkatan pekerjaan, dengan teknik kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Dalam pembangunan tim terdapat sistem penampilan pribadi yang merupakan pola-pola perilaku untuk membentuk gaya berpikir, perasaan, dan tindakan sesorang dalam mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhannya.



D.    Mengembangkan Program Akselerasi
Pengembangan program akselerasi menuntut para komponen sekolah untuk mengadakan selesksi terhadap peserta didik yang akan mengikutinya. Peserta didika yang mengikuti  program akselerasi harus memiliki berbagai kelebihan dan kemampuan untuk dapat menyelesaikan pendidikan dan pembelajaran lebih cepat dari yang lain.

E.     Membudayakan Kurikulum 2013
Membudayakan kurikulum dapat dimaknai bahwa implementasi kurikulum tersebut masuk dalam budaya sekolah, yang merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan keyakinan semua warga sekolah, baik peserta didik, guru,  kepala sekolah, maupun tenaga kependidikan lain.

F.     Mendayagunakan Lingkungan
Pendayagunaan lingkungan merupaka suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Belajar dengan pendekatan lingkungan berarti peserta didik  mendapatkan pemahaman dan kompetensi dengan cara mengamati dan melakukan secara langsung apa yang ada dan berlangsung di sekitar, baik rumah maupun sekolah.

G.    Melibatkan Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pendidikan harus diwujudkan dalam tindakan nyata, terutama keikutsertaannya dalam memberikan gagasan, kritik membangun, dukungan dan pelaksanaan pendidikan.

H.    Menghemat Anggaran
Penghematan anggaran pendidikan di sekolah menuntut kemampuan para pengelola dan tenaga kependidikan untuk merencanakan, melaksanakan kebijakan anggaran, mengadakan pengawasan, dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan setiap biaya yang dikeluarkan secara transparan,  efektif dan efesien.

I.       Membangun Jiwa Kewirausahaan
Terdapat bebrapa tahap yang sebaiknya diterapkan dalam membangun jiwa kewirausahaan di sekolah, agar berhasil dengan baik yaitu :
1.      Mengidentifikasikan tujuan yang akan dicapai.
2.      Siap atas resiko  yang diterima,baik tenaga, uang, maupun waktu.
3.      Yakin akan kemampuan membuat rencana, mengorganisasikan, mengkoordinasi,dan melaksanakannya.
4.      Komitmen terhadap kerja keras sepanjang waktu,  dan merasa penting atas keberhasilan kewirausahanannya.
5.      Kreatif dan yakin dapat mengembangkan hubungan baik dengan tenaga kependidikan, orang tua, masyarakat, dunia usaha yang berpengaruh terhadap kegiatan pendidikan di sekolah.
6.      Menerima tantangan dan penuh tanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalannya.

Dirgantara Wicaksono
Pembelajaran PKN di SD

1 komentar:

  1. CasinoTopDos Review - 100% up to €500 + €500
    Find the best casino games, bonuses and all 바카라 게임 the information available on our 피망슬롯머신 platform. 벳인포해외배당흐름 No 안전 사이트 signup 벳 페어 or download required!

    BalasHapus