ILMU PENDIDIKAN TEORITIS
FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat
pendidikan yaitu filsafat yang dijadikan dasar pandangan bagi pelaksanaan
pendidikan. Pengertian filsafat sebagai ilmu yang paling komprehensif, dan
pengertian pendidikan sebagai ilmu dan lembaga pembinaan manusia sedemikian
luas lingkup dan permasalahannya. Pandangan hidup yang telah diyakini
kebenarannya oleh suatu bangsa biasanya diwariskan kepada generasi berikutnya.
Hal itu dimaksudkan untuk menjaga kelestarian kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sarana yang paling praktis dan efektif untuk
mewariskan ide-ide filsafat kepada generasi penerus bangsa adalah melalui
pendidikan. Dalam hal ini tiap filsafat negara berarti pula dasar filsafat
pendidikan bangsa itu. Karena pendidikan adalah lembaga yang melaksanakan
pembinaan manusia baik sebagai warga Negara maupun sebagai pribadi. Pendidikan
harus mampu melaksanakan tugas mengamankan dan mewariskan secara konsekuen
nilai-nilai filsafat bangsa dan negara demi kelangsungan hidup dan eksistensi
bangsa itu . setiap bangsa yang melaksanakan aktivitas pendidikan secara
prinsipal adalah untuk membina nilai-nilai filosofis bangsa itu , setelah itu
barulah dimaksudkan untuk membina aspek-aspek pengetahuan dan kecakapan-kecakapan
yang lain. Bidang ilmu pendidikan dengan segala cabangnya merupakan landasan
ilmiah bagi pelaksanaan pendidikan yang terus berkembang secara dinamis dan
terus menerus.
Filsafat
pendidikan sesuai dengan peranannya merupakan landasan filosofis yang menjiwai
seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan. Kedua hal tersebut harus
menjadi pengetahuan dasar bagi setiap pelaksana pendidikan. Aktivitas
pendidikan pada hakekatnya adalah membantu manusia untuk mencapai kedewasaan
dan kematangan. Potensi manusia yang paling alamiah adalah tumbuh dan
berkembang untuk menuju kedua hal itu. Akan tetapi kita melihat kenyataan bahwa
tidak semua manusia dapat berkembang sebagaimana yang diharapkan. Timbulah
berbagai pemikiran tentang adanya hal-hal yang mempengaruhi proses kedewasaan
dan kematangan tersebut, seperti ada tokoh yang mengatakan bahwa perkembangan
manusia mutlak ditentukan oleh faktor (Nativis), sebaliknya ada tokoh yang
mengatakan bahwa pengaruh mutlak berasal dari lingkungan atau pendidikan
(Empiris), dan ada pendapat yang mengabungkan antara bakat dan pendidikan
(Konvergensi).
Dari
pembicaraan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam filsafat pendidikan
terkandung nilai-nilai, cita-cita, gambaran tentang tingkah laku individu atau
masyarakat yang diharapkan. Hal itu mempunyai dampak bagi seorang pendidik
sebagai pelaksana pendidikan. Seorang pendidik harus memiliki “Filsafat” yang
sistematis-logis, dan menyakini betul nilai-nilai yang menjadi pandangan hidup
bangsa. Cara berpikir, berperasaan, bersikap, dan bertingkah laku harus dapat
mencerminkan atau merupakan manifestasi gambaran tentang masyarakat yang
diharapkan terwujud. Hal itu disebabkan tugas guru yang harus membantu
mengarahkan anak-anak untuk membentuk filsafat hidupnya yang sehat yang
mencerminkan isi filsafat pendidikan, yaitu Pancasila.
TEORI PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI
A.
Pengertian Pedagogi dan Andragogi
Pedagogi
adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada
strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Pedagogi juga kadang-kadang
merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Sehubungan dengan
strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar
belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta
tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. Salah satu
contohnya adalah aliran pemikiran Sokrates.
Kata "pedagogi" berasal dari bahasa Yunani Kuno (paidagōgeō; dari país:anak dan ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”). Di Yunani kuno, biasanya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan anak tuannya. Termasuk di dalamnya mengantarnya ke sekolah atau tempat latihan, mengasuhnya, dan membawakan perbekalannya (seperti alat musiknya). Kata yang berhubungan dengan pedagogi, yaitu pendidikan yang sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.
Kata "pedagogi" berasal dari bahasa Yunani Kuno (paidagōgeō; dari país:anak dan ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”). Di Yunani kuno, biasanya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan anak tuannya. Termasuk di dalamnya mengantarnya ke sekolah atau tempat latihan, mengasuhnya, dan membawakan perbekalannya (seperti alat musiknya). Kata yang berhubungan dengan pedagogi, yaitu pendidikan yang sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.
Malcolm Knowles mengungkapkan istilah lain yang
mirip dengan pedagogi yaitu andragogi, yang merujuk
pada ilmu dan seni mendidik orang dewasa.
Pertama, dilihat dari sisi siswa atau pembelajar. Dalam
pedagogi, siswa sangat tergantung pada guru. Guru mengasumsikan dirinya bahwa
ia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang akan diajarkan dan bagaimana
mengajarkannya. Gurulah yang mengevaluasi hasil belajar. Sementara dalam
andragogi, siswa adalah mandiri(dialah yang mengarahkan dirinya untuk belajar
apa dan bagaimana). Jadi, dialah yang bertanggung jawab atas belajarnya sendiri
bukan guru, guru hanya sebatas fasilitator. Begitu pula dengan evaluasi, siswa
penting sekali diberikan peluang yang cukup besar untuk melakukan evaluasi diri
(self-assessment).
Kedua,
dilihat dari sisi peran pengalaman siswa atau pemelajar
Dalam pedagogi, pengalaman guru yang lebih dominan. Siswa mengikuti aktifitas belajar, dimana ia sendiri tidak banyak mengalami sesuatu, kecuali sebagai peserta pasif. Sedangkan dalam andragogi, pemelajar mengalami sesuatu secara leluasa. Pengalaman menjadi sumber utama mengidnetifikasi penguasaan dirinya akan sesuatu. Satu sama lain saling berperan sebagai sumber belajar.
Dalam pedagogi, pengalaman guru yang lebih dominan. Siswa mengikuti aktifitas belajar, dimana ia sendiri tidak banyak mengalami sesuatu, kecuali sebagai peserta pasif. Sedangkan dalam andragogi, pemelajar mengalami sesuatu secara leluasa. Pengalaman menjadi sumber utama mengidnetifikasi penguasaan dirinya akan sesuatu. Satu sama lain saling berperan sebagai sumber belajar.
Ketiga,
dilihat dari sisi orientasi terhadap belajar
Dalam pedagogi, dalam pedagogi pembelajaran dianggap sebagai proses perolehan suatu pengetahuan (mata ajar) yang telah ditentukan sebelumnya. Materi ajar telah diourutkan secara sistematis dan logis sesuai dengan topik-topik mata ajar. Sedangkan dalam andragogi sebaliknya. Pemelajar harus memiliki keinginan untuk menguasai suatu pengetahuan/keterampilan tertentu, atau pemecahan masalah tertentu yang dapat membuat ia sendiri puas. Pelajaran harus relevan dengan kebutuhan tugas nyata pemelajar itu sendiri. Mata ajar didasarkan atas situasi pekerjaan atau kebutuhan real pemelajar, bukan berdasarkan topik-topik tertentu yang sudah ditentukan.
Dalam pedagogi, dalam pedagogi pembelajaran dianggap sebagai proses perolehan suatu pengetahuan (mata ajar) yang telah ditentukan sebelumnya. Materi ajar telah diourutkan secara sistematis dan logis sesuai dengan topik-topik mata ajar. Sedangkan dalam andragogi sebaliknya. Pemelajar harus memiliki keinginan untuk menguasai suatu pengetahuan/keterampilan tertentu, atau pemecahan masalah tertentu yang dapat membuat ia sendiri puas. Pelajaran harus relevan dengan kebutuhan tugas nyata pemelajar itu sendiri. Mata ajar didasarkan atas situasi pekerjaan atau kebutuhan real pemelajar, bukan berdasarkan topik-topik tertentu yang sudah ditentukan.
Keempat,
dilihat dari sisi motivasi belajar
Dalam pedagogi, motivasi datang secara eksternal, artinya disuruh atau dipaksa atau diwajibkan atau dituntut untuk mengikuti suatu pendidikan tertentu. dalam andragogi, motivasi lebih bersifat internal, datang dari diri sendiri sebagai wujud dari aktualisasi diri, penghargaan diri dan lain-lain.
Dalam pedagogi, motivasi datang secara eksternal, artinya disuruh atau dipaksa atau diwajibkan atau dituntut untuk mengikuti suatu pendidikan tertentu. dalam andragogi, motivasi lebih bersifat internal, datang dari diri sendiri sebagai wujud dari aktualisasi diri, penghargaan diri dan lain-lain.
Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,
yakni Andra berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Perdefinisi
andragogi kemudian dirumuskan sebagai "Suatu seni dan ilmu untuk membantu
orang dewasa belajar". Kata andragogi pertama kali digunakan oleh
Alexander Kapp pada tahun 1883 untuk menjelaskan dan merumuskan konsep-konsep
dasar teori pendidikan Plato. Meskipun demikian, Kapp tetap membedakan antara
pengertian "Social-pedagogy" yang menyiratkan arti pendidikan orang
dewasa, dengan andragogi. Dalam rumusan Kapp, "Social-pedagogy" lebih
merupakan proses pendidikan pemulihan (remedial) bagi orang dewasa yang cacat.
Adapun andragogi, justru lebih merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang
dewasa, cacat atau tidak cacat secara berkelanjutan.
B. Perbedaan Andragogi dan Pedagogi
Untuk memahami perbedaan
antara pengertian pedagogi dengan pengertian andragogi yang telah dikemukakan,
harus dilihat terlebih dahulu empat perbedaan mendasar, yaitu :
- Citra Diri
Citra diri seorang
anak-anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Pada saat anak itu
menjadi dewasa, ia menjadi kian sadar dan merasa bahwa ia dapat membuat
keputusan untuk dirinya sendiri. Perubahan dari citra ketergantungan kepada
orang lain menjadi citra mandiri. Hal ini disebut sebagai pencapaian tingkat
kematangan psikologis atau tahap masa dewasa. Dengan demikian, orang yang telah
mencapai masa dewasa akan berkecil hati apabila diperlakukan sebagai anak-anak.
Dalam masa dewasa ini, seseorang telah memiliki kemauan untuk mengarahkan diri
sendiri untuk belajar. Dorongan hati untuk belajar terus berkembang dan
seringkali justru berkembang sedemikian kuat untuk terus melanjutkan proses
belajarnya tanpa batas. Implikasi dari keadaan tersebut adalah dalam hal
hubungan antara guru dan murid. Pada proses andragogi, hubungan itu bersifat
timbal balik dan saling membantu. Pada proses pedagogi, hubungan itu lebih
ditentukan oleh guru dan bersifat mengarah.
- Pengalaman
Orang dewasa dalam
hidupnya mempunyai banyak pengalaman yang sangat beraneka. Pada anak-anak,
pengalaman itu justru hal yang baru sama sekali.Anak-anak memang mengalami
banyak hal, namun belum berlangsung sedemikian sering. Dalam pendekatan proses
andragogi, pengalaman orang dewasa justru dianggap sebagai sumber belajar yang
sangat kaya. Dalam pendekatan proses pedagogi, pengalaman itu justru dialihkan
dari pihak guru ke pihak murid. Sebagian besar proses belajar dalam pendekatan
pedagogi, karena itu, dilaksanakan dengan cara-cara komunikasi satu arah,
seperti ; ceramah, penguasaan kemampuan membaca dan sebagainya. Pada proses
andragogi, cara-cara yang ditempuh lebih bersifat diskusi kelompok, simulasi,
permainan peran dan lain-lain. Dalam proses seperti itu, maka semua pengalaman
peserta didik dapat didayagunakan sebagai sumber belajar.
3. Kesiapan
Belajar
Perbedaan ketiga antara
pedagogi dan andragogi adalah dalam hal pemilihan isi pelajaran. Dalam
pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung
jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan
diajarkan. Dalam pendekatan andragogi, peserta didiklah yang memutuskan apa
yang akan dipelajarinya berdasarkan kebutuhannya sendiri. Guru sebagai
fasilitator.
4. Nirwana Waktu dan
Arah Belajar
Pendidikan
seringkali dipandang sebagai upaya mempersiapkan anak didik untuk masa depan.
Dalam pendekatan andragogi, belajar dipandang sebagai suatu proses pemecahan
masalah ketimbang sebagai proses pemberian mata pelajaran tertentu. Karena itu,
andragogi merupakan suatu proses penemuan dan pemecahan masalah nyata pada masa
kini. Arah pencapaiannya adalah penemuan suatu situasi yang lebih baik, suatu
tujuan yang sengaja diciptakan, suatu pengalaman pribadi, suatu pengalaman
kolektif atau suatu kemungkinan pengembangan berdasarkan kenyataan yang ada
saat ini. Untuk menemukan "dimana kita sekarang" dan "kemana
kita akan pergi", itulah pusat kegiatan dalam proses andragogi. Maka
belajar dalam pendekatan andragogi adalah berarti "memecahkan masalah hari
ini", sedangkan pada pendekatan pedagogi, belajar itu justru merupakan
proses pengumpulan informasi yang sedang dipelajari yang akan digunakan suatu
waktu kelak.
C.
Langkah-langkah Pelaksanaan Andragogi
Langkah-langkah
kegiatan dan pengorganisasian program pendidikan yang menggunakan asas-asas
pendekatan andragogi, selalu melibatkan tujuh proses sebagai berikut :
1. Menciptakan iklim untuk
belajar .
2. Menyusun suatu bentuk perencanaan
kegiatan secara bersama dan saling membantu.
3. Menilai atau mengidentifikasikan
minat, kebutuhan dan nilai-nilai.
4. Merumuskan tujuan belajar.
5. Merancang kegiatan belajar.
6. Melaksanakan kegiatan belajar .
7. Mengevaluasi hasil belajar (menilai
kembali pemenuhan minat, kebutuhan dan pencapaian nilai-nilai.
Andragogi
dapat disimpulkan sebagai :
1. Cara untuk belajar secara langsung
dari pengalaman.
2. Suatu proses pendidikan kembali
yang dapat mengurangi konflik-konflik sosial, melalui kegiatan-kegiatan antar
pribadi dalam kelompok belajar itu.
3. Suatu proses belajar yang diarahkan
sendiri, dimana kira secara terus menerus dapat menilai kembali kebutuhan
belajar yang timbul dari tuntutan situasi yang selalu berubah.
Dirgantara Wicaksono
Pembelajaran PKN di SD
Wynn vs. Encore Casino: Differences in the final
BalasHapusWhat's 고양 출장마사지 the difference between 이천 출장샵 the Wynn and Encore? Wynn is rated at a higher 익산 출장샵 rate than Wynn. They are both in the 목포 출장안마 Tower 광주 출장샵 Suites category and